Rabu, 13 Juni 2012

10:22 AM - No comments

Sekolah

Ada dari kalian yang nggak pernah ngerasain alam sekolah ? Kasihan, udah gapapa kok. Emang susah kok nyari TK buat anak yang udah maenan blog. Buat yang belum pernah, aku saranin gausah baca. Daripada kalian tidur telanjang ditengah jalan karena ga ngerti.

Yap, sekolah. Sebuah kata yang ga asing bagi setiap orang. Banyak hal yang didapat dari sekolah. Mulai dari pelajaran, kenalan sama guru cantik, sampai kenalan dengan berbagai macam orang absurd. Tapi selain sisi bahagianya, sisi buruknya juga sebanding.

Pertama TK. TK sekarang udah canggih, sob. Masuknya aja udah pake berbagai macam syarat. Pernah dulu aku nemenin saudara yang nganterin anaknya buat daftar TK. Dan ternyata sebelum masuk TK, itu anak udah harus bisa mengerti abjad, huruf, dan bahkan membaca. Kasihan banget, mereka dipaksa berbuat yang belum waktunya. Waktu yang seharusnya digunakan bermain, malah ditekan seperti itu. Aku takut mereka bakal bermain-main pada waktu dia menjabat sebagai petinggi. Seperti petinggi-petinggi negara kita ini.

SD. Di SD juga ga jauh beda. Tapi disini masih menyenangkan. Anak-anak SD sekarang juga udah pada keren. Bayangin aja, udah bawabawa BB, jajan Mr. Burger, Dijemput pake mobil mewah ortunya. Subur bener deh hidupnya. Bayangin aku dulu, uang saku ga seberapa. Istirahat cuma beli sejenis permen coklat apa itu, lupa namanya. Dengan harga ga lebih dari 500. HP juga gabisa buat nyimpen bokep. Dijemput juga pake antar jemput yang melupakan Hak Asasi Penumpangnya. Iya, itu adalah mobil Toyota Hitachi yang dimodif sedemikian rupa sehingga full tempat duduk. Dan satu mobil bisa diisi lebih dari 20 anak. Terlebih kalau sabtu, bisa meningkat 2x lipat. Sang Sopir jugak melatih para penumpangnya agar bisa kerjasama dengan baik. Jadi gini, karena mobil yang overload memungkinkan dia tertangkap oleh polisi. Maka setiap ada polisi, dia tinggal teriak "Polisi !!" dan secepat kilat, para penumpang menutup semua jendela dengan rapi agar tak terlihat. Great job !!

SMP dan SMA
Aku sengaja nyatuin jenjang ini, karena menurutku hal ini hampir sama. Kita sudah mulai berpikir, buat apa kita sekolah ? Buat apa kita belajar IPA ataupun IPS ? Apakah hal ini mempengaruhi hidup kalian kelak ? Setelah berpikir lama, aku jadi ngerti. Memang ga ada pengaruhnya jika dilihat dari sudut pandang pelajaran. Tapi bagi sudut pandang "Pembentukan Karakter", mereka sangat banyak mempengaruhi.

Aku emang masih terlalu muda, tapi aku cuma nyampaiin yang ada di pikiranku, pendapatku. Mulai SMP kemarin, aku mulai mengenal istilah "Remidi". Yaitu batas nilai dimana kita dikatakan "tuntas". Yap, NILAI ANGKA. Kita dipaksa melalui angka itu. Semakin naik level kita, semakin besar tuntutan yang diberikan. Awalnya ringan kalau hanya melalui itu, tapi lama-lama semakin berat. Kemarin, kalau di rapor tidak tuntas 3, maka tidak naik kelas. Sekarang, jika yang remidi di rapot adalah 1 dan merupakan Mapel Utama, maka tidak naik kelas.

Hal ini membuat sebagian murid mengalami frustasi. Kami sadar, jika yang kami butuhkan hanyalah "Angka Akhir". Kami sadar, jika yang dihitung adalah "Angka Akhir". Jadi salahkah kami melakukan berbagai cara termasuk cara yang tidak baik untuk mendapatkan "Angka Akhir" ? Sebagian besar murid, terbawa oleh nafsunya untuk mendapat hasil maksimal, namun dengan cara mudah. Mencontek, Njaplak, itupun sekarang menjadi hal yang lumrah. Bukan tanpa sebab sebagian besar murid melakukannya, mereka melakukan karena materi yang terlalu banyak.

Bapak Ibu guru merasa jika materi yang disampaikannya mudah, seperti menutup mata sama kenyataan yang ada. Beliau banyak yang berpendapat "Kalau Kamu Rajin, Pasti Bisa", mereka membandingkan semua itu dengan zaman mereka masih seusia kami. Tapi kenyataannya, zaman sekarang dan zaman beliau sekolah itu sangat jauh perbedaannya. Godaan yang diterima jauh lebih berat kami. Kami mengenal internet, yaitu pedang bermata dua. Kami mengenal Smartphone, yaitu alat penggoda kecil.

Dengan alasan "Itu buktinya, dia bisa tetap mendapat nilai bagus". Ya memang, tapi apakah semua murid seperti itu ? Berapa perbandingan antara murid yang seperti itu dengan yang tidak ? Setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Jadi, jika beliau meminta kami baik dalam segala bidang, itu bukanlah hal yang mudah. Cara curang menjadi kebutuhan. Kami dipaksa memilih, curang dan sukses atau jujur dan gagal di nilai sekolah. Siksaan di akhirat atau siksaan di dunia.


Sekian,
lalu aku paling benci jika ada orang yang sukses namun tidak sekolah dan dia mencemooh pendidikan formal. Mereka sangat sombong, seolah kesuksesan mereka bukan pemberian tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar