Senin, 31 Maret 2014

8:31 PM - No comments

Pengecut

"Buanglah keraguanmu ! Tunjukkan nyalimu ! Jangan ragu, sekarang juga satu langkah maju ! Believe yourself !"

Itu tadi lirik dari lagu kepunyaan JKT48 yang judulnya River. Iya Sungai, Kali, entah apa yang jadi latar belakang dia nyiptain lagu itu. Kalau eyang gesang dulu nyiptain bengawan solo dengan duduk nyari inspirasi di tepi sungai bengawan solo. Apa mereka juga ngelakuin hal yang sama ? Puluhan cewek-cewek mungil imut duduk berjajar di tepian sungai dengan kostum khas mereka yang seperti itu ? Waaw..

Terlepas dari semua itu, aku disini mau bahas lanjutan dari postingan sebelumnya. 9 April, yang intinya berisi ajakan buat nggak golput. Walaupun tulisannya ngalor-ngidul tapi intinya itu !

Barusan liat KompasTV. Mereka ngeliput soal sebuah kampung dimana disebutin itu 'Kampung Bayaran'. Kesimpulan kasarnya, orang-orang di kampung itu bakal milih orang yang ngasih mereka bayaran buat maju jadi anggota legislatif. Mereka sendiri yang bilang kalau mereka seperti itu. Gila aja, sableng banget kan ?!

Parah lagi, ternyata ada orang yang ngebuka percaloan disana. Dia bisa ngasih orang-orang yang bakal milih tuh caleg asal bayarannya pas. Jadi daripada si caleg repot-repot keliling kampung bagiin duit, mending nemuin itu orang aja. Dia bisa ngasih hasil yang lebih berarti buat tuh caleg.

Sistem yang berjalan di Indonesia ini sebenernya keren abis loh sob. Bayangin kalian jadi si desainer sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Di benak kalian pas ngerancang itu bakalan muncul suatu negara dimana masyarakatnya hidup damai, penuh senyum, dan ga ada makian-makian ke pemerintah lewat twitter. Yang ngerancang itu udah bayangin gitu banget sob, tapi sayangnya yang bakal make tuh sistem adalah sekumpulan rakyat yang kebanyakan mikirnya pendek.

Tadi di KompasTV sendiri pas ngewawancarain salah satu warganya. Si warga bilang :
Iya mbak, kalau kita mah buka-bukaan aja. Kita bakal milih orang yang ngasih duit paling banyak. Ya apalagi ibu-ibu yang sukanya ngumpul noh, bakal girang banget dikasih duit apa sembako.
Kocak banget kan kata-katanya. Kita gabisa sepenuhnya nyalahin itu orang yang berpikiran "out of the box" gitu. Ada banyak faktor di belakangnya, ada banyak sebab yang pada akhirnya nyiptain seorang individu "out of the box" gitu. Dan sialnya, banyak banget di negeri ini individu yang diluar kotak. Kalau pak SBY tau dia pasti bilang "Saya prihatin.."

Coba mereka yang berpikiran seperti itu mikir lebih panjang lagi. Mereka nerima sembako karena apa ? Sembako mahal, duit mereka ga banyak buat beli sembako. Kenapa sembako bisa mahal ? Inflasi sob, gila-gilaan naiknya. Kenapa bisa inflasi ? Ya mungkin karena pemerintah yang gajelas kalik ya merjuangin ekonomi rakyat. Solusinya ? Ya bisa aja sih ngucurin subsidi buat sembako. Yakin subsidi bakalan murni buat rakyat ? Iya bisa ditebak sih, nggak bakalan murni buat rakyat. Mungkin dikit-dikit atau banyak bakal dicaplok juga ama wakil rakyat yang sebelumnya ngasih sembako buat rakyatnya. Balik modal bro..

Tapi, coba kita lihat dari sudut pandang lain. Seandainya para caleg nggak ada yang melakukan ini, apa yang terjadi ? Ada dua sih sebenernya yang bakalan terjadi. Yang pertama, jumlah yang memutuskan untuk golput semakin meningkat. Yang kedua, si warga bakalan memilih sesuai hati nurani mereka. Dan kemungkinan besar, pilihan pertama bakalan terjadi di negeri ini.

Masalah-masalah seperti ini sama complicatednya seperti seandainya ada orang yang ngaku sama istrinya dia terbang naik MH370, tapi kenyataannya dia lagi pergi ke rumah selingkuhannya. Dia gabisa gerak kemana-mana. Dan butuh keputusan tegas buat nyelesaiinnya.

Sama seperti masalah caleg dan warga ini. Bisa dibilang keduanya salah. Dan gatau siapa yang bakalan bisa ngebenerin semua ini. Aku sih cuma bisa berharap, semoga besok kita sebagai generasi muda enggak nerusin sifat-sifat generasi tua yang seperti ini deh. Pikirin dua kali, hukum alam itu bekerja dengan konsep "Bersusah-susah dahulu.". Yang namanya "Senang diawal" itu seimbang dengan "hancur dibelakang".

Seandainya caleg dengerin dan pahamin kata-katanya JKT48 di lagunya yang River. Mereka bakalan ngebuang keraguan, bernyali, dan PD. Mereka bakalan perang adu konsep, visi misi, dan kinerja. Ga bakalan ada yang cemen, cupu, pengecut dengan ngasih duit ke warga. Mereka bangga karena udah jadi pahlawan bagi rakyat, bukan bangga karena balik modal dan ke wedangan naik Camry hasil iuran warga yang dipotong dari jatah subsidi warga.

Pokoknya kita sebagai pewaris, kita harus ngerubah semua keruwetan yang ada.

Kalau kata om-om kumisan di History Channel :
Jangan pernah ngeremehin tindakan yang bisa kita lakukan selama itu benar !

Kamis, 27 Maret 2014

12:32 AM - No comments

9 April

"Awasi prosesnya... datang pilih coblos celup, semua demi mimpi untuk Indonesia satuu.." duung dudiing ding dididingding..

Buat kalian yang sering banget mantengin kompas TV, mesti ga asing lagi sama lagu itu. Yep, itu lagu yang jadi soundtrack iklan pemilu. Jadi ceritanya iklan itu ngajak kita buat ikutan berpartisipasi dalam pemilu. Di video klipnya sendiri, ada banyak orang dari semua kalangan ngungkapin kegembiraannya atas adanya pemilu. Mereka semua keliatan girang banget sob, lebih girang daripada dapet pacar seorang artis..

Tapi masalahnya, yang jadi ikon utama dalam videoklip tersebut adalah seorang pria dewasa yang joget dan jalan-jalan keliling kota dengan kepala yang berbentuk mic raksasa ! Ini memang terlihat tidak masalah tampil di dalam videoklip itu. Tapi bayangin aja kalau kalian lagi naik motor sendirian di jalan pelosok yang gelap gulita hanya ada lampu motor kalian, tiba-tiba sayup-sayup terdengar jingle soundtrack diatas. Mungkin awalnya kalian akan bersenandung girang, namun tiba-tiba motor kalian terasa berat dan saat kalian melihat spion tampak sesosok pria dengan kepala yang digantikan oleh mic raksasa duduk di jok belakang... Horor abis.

Terlepas dari itu semua, kita semua tau kan bakal ada event apa di 9 April besok ? Bukan, bukan kangenband yang bakal tampil di MTV World Stage. Bukan juga Momo geisha yang bakalan nyatain cinta ke aku. "Sorry, Mo. Hatiku udah ada yang memiliki, dan itu bukan kamu." | "Kuingin kau tau isi hatikuu, kaulah yang terakhir dalam hidupku.." | "Bodo amat, Mo."

Nggak ! Bukan semua itu. Yang bakalan terjadi besok 9 April adalah PEMILU ! Yep, PEMILihan Umum. Seperti yang udah diajarin guru-guru PPKn kita dari SD, pemilu itu adalah cara yang bakal digunain Indonesia untuk menentukan siapa yang bakalan jadi Wakil Rakyat dan Pemimpin Rakyat. Ini adalah suatu cara dimana kita memilih orang-orang yang menawarkan dirinya untuk menjadi Wakil dan Pemimpin Rakyat. Tentu itu bagian dari demokrasi.

Emang sih, aku juga kurang sreg ama cara ginian dimana suara terbanyak bakal menang. Tapi mau gimana lagi, ini adalah satu-satunya cara yang menurutku terbaik buat diterapkan. Masak iya harus diskusi ? 250 Juta rakyat Indonesia ga mungkin diskusi nentuin siapa presidennya via skype ? Nggak semua rakyat bakalan sempet ikut diskusi, seperti Momo yang lagi nangis gara-gara ditolak orang yang rendah hatinya luar biasa..

Di Pemilu ini, aturan mainnya udah jelas. Ada orang yang mengajukan diri, dan kita sebagai rakyat yang berhak tinggal milih siapa yang menurut kita cocok. Simpel sih, tapi ga sesimpel itu. Seperti kuliah perencanaan kota, awalnya sih cuma bilang "Kita cuma ngerencanain kota yang bagus." tapi prakteknya masih penuh dengan ilmu-ilmu yang kadang ga kepikiran kenapa itu ilmu harus dipelajarin.

Jadi, kita disini bukan asal milih. Kita harus nentuin pilihan itu bener-bener, harus matang-matang banget lah pokoknya. Kenapa sih harus gitu ? KARENA KITA GENERASI MUDA !! Jadi gini ilustrasinya :

Ada 3 orang caleg. Bilang aja namanya Gogor, Ghani, Ghavi (semua nama samaran). Gogor dan Ghani ini adalah caleg yang punya duit banyak dan berkeinginan untuk menambah lagi jumlah duit di rekening mereka dengan cara apapun. Sementara Ghavi, dia adalah caleg yang hidup sederhana, ramah, dan berkeinginan untuk memperbaiki kehidupan daerahnya. Mereka bertiga sama-sama berasal dari daerah pemilihan yang sama. Dan kuota kursi 2 orang.
Gogor dan Ghani karena punya duit banyak, mereka datang ke pedesaan dan menemui orang-orang tua yang tidak berpikiran luas. Mereka memberikan tiap-tiap orang itu uang 100rb apabila mereka memilih Gogor dan Ghani untuk menjadi Wakil Rakyat mereka. Tentu saja mereka semua mau melakukannya, karena pikiran mereka yang tidak luas.
Lain halnya dengan Ghavi. Dia tidak melakukan cara seperti itu. Dia memilih untuk kerja aktif membantu warga-warga di daerahnya dengan tulus. Hal ini sudah dilakukannya daridulu jauh sebelum dia memutuskan menjadi caleg. Dan dia aktif di berbagai organisasi kemanusiaan. 
 Lalu dimana pentingnya kita ?

Jadi gini, seandainya kita kaum muda apalagi mahasiswa yang berpikiran lebih luas daripada kaum tua tidak peduli akan Pemilu. Maka yang terjadi adalah, Gogor dan Ghani akan lolos dengan mudah menjadi Wakil Rakyat. Dan seperti yang sudah ditebak, rekening mereka bakalan makin banyak dan daerah yang seharusnya maju justru makin terpuruk. Mengenaskan..

Lain halnya kalau kita peduli, aktif. Kita akan memilih Ghavi dan akhirnya kursi yang terisi adalah Gogor dan Ghavi. Memang kita tidak meniadakan bersih suatu tindak korupsi. Namun langkah kecil yang kita lakukan kali ini bakalan nyelametin kurang lebih separuh uang rakyat yang berpotensi hilang tanpa jejak.

Terus gimana kita nentuin pilihan yang tepat ?

Kita bisa nentuin pilihan yang tepat, asal kita minat buat KEPO. Itu bahasa yang udah lumrah diucapin seseorang yang ngebet banget pengen tau apapun tentang suatu hal. Jadi, saran dari aku sih sebelum nentuin pilihan itu sebaiknya kita ngepoin dulu apapun tentang orang-orang yang ngajuin diri buat jadi pemimpin itu. Bisa dari internet, bisa lewat kampanye yang diomongin, atau liat poster-poster yang dia sebarin.

Sebenernya lebih asik sih kalau website www.kpu.go.id nampilin biodata lengkap para caleg. Nggak lengkap gapapa sih, yang penting dijabarin apa aja riwayat hidupnya dia, riwayat organisasi atau apalah gitu. Disana malah yang ditampilin cuma partai, nama, nomer, ama fotonya doang. Gimana kita bisa tau gampang mana orang yang tepat, nggak semua orang dikaruniai kekuatan supranatural dimana ngeliat foto seseorang langsung dipikiran tampak kualitasnya.

Kalau udah kepo, kita pikirin secara logis. Pantes ga tuh orang kita pilih, terus kita bayangin seandainya dia ntar jadi wakil rakyat bakalan gimana. Jadi disini sih saran aku juga, pilih orangnya jangan pilih partainya. Jangan terlalu kemakan media yang memberikan persepsi negatif di tiap partai. Bisa aja seseorang yang sebenarnya hebat namun berada di partai yang terlalu dijatuhkan oleh media, dan kita tidak jadi memilihnya hanya karena partainya. Inget KEPOin dulu orangnya !

Ribet banget, mending golput aja deh. Pusing.

Itu statement yang aku denger dari sebagian anak muda. Inget baik-baik kasus cerita di atas. Gogor dan Ghani bakalan berkuasa ketika kalian memilih untuk tidak peduli. Dan langsung atau tidak, kalian bakalan terkena dampaknya. Karma berlaku bro..

Lagian ruginya dobel. Pertama, korupsi bakalan meningkat tajam. Kedua, duit rakyat kebuang sia-sia buat ngadain suatu pemilu yang ga semuanya ikut. Jadi, mending kalian milih asal deh daripada golput. Mending asal milih, itu ada peluang buat milih yang bagus dibanding nggak milih sama sekali.

Buat Cowok, jangan mau sama cewek yang golput. Dia direpotin dikit buat masa depan yang lebih baik aja gamau. Apalagi besok dia ngurusin rumah, gamau repot dia. Bakalan nyewa pembantu, dan sekali lagi ngebebanin cowoknya yang nyari duit susah-susah malah buat pembantu. Mana pembantunya yang spesialis lagi, spesialis nyuci, spesialis masak, spesialis nyetrika, spesialis gosip.

Buat Cewek, jangan mau sama cowok yang golput. Dia ribet dikit juga gamau. Besok dia juga bakalan males banget nyari duit banyak-banyak. Paling ngepol yang penting bisa buat makan. Ga bakalan mau dia ntar buat beliin kalian para cewek ducati, pajero, villa mewah. Repot, buat apa, yang penting makan aja cukup.

Itu aja sih. Sekian. Selamat Malam @DesitaPPutri , jangan bobok malem-malem yah. Ntar diameter matanya makin sempit..