Rabu, 11 Maret 2015

9:52 PM - No comments

Pensil Warna

"If I had never have you girl, How would my life be ? Would I be the same ?
If I had been lovin' another name, would I stay untamed...
Would there be any aim ? So whom I will be."
Tadi sore, pas lagi nyetir sendirian ditengah macetnya suasana flyover palur, dengan cuaca yang hujan-hujan manja gimanaaa gitu. Tiba-tiba ada chat whatsapp yang masuk di HP yang sepi ini. 
A : Yud, dengerin deh coba lagu-lagunya Daniel Sahuleka
Y : Itu siapa ?
A : Duuh, panjang deh kalau aku ceritain profilnya. Cari aja di google.. (Yah, orang jaman sekarang ini emang begini kebiasaannya. Nggak mau ribet dikit.)
Y : Yaudah, kirimin sekalian dong lagunya.
A : *2 lagu diterima* *Sambungin HP ke sound mobil* *play*
A : Gimana ? Bagus ga ?
Y : Bagus sih, tapi kok agak aneh ya suaranya.
A : Romantis kan tapi ?
Y : Iya sih romantis (Sambil liat om-om lagi nggerakin excavator, dan ngebayangin seandainya muncul geng excavator dan beraksi kriminal layaknya geng motor, gimana cara polisi menghentikan mereka. Aku nggak ngerti apa itu romantis..)


Itu tadi lagunya si Daniel Sahuleka, penyanyi Indonesia yang katanya udah mendunia. Judulnya If I didn't. Sendu sendu gimana gitu lagunya, pas banget di suasana rintik hujan, dan dengan suaranya Daniel sendiri yang aku butuh beberapa kali dengerin baru bisa suka sama suaranya. Iya, aneh menurutku. Tapi lama-lama bisa. Sama seperti orang kebanyakan dalam ngejatuhin hati, karena diulang-ulang..

Di tulisan yang sebelumnya, aku ngebahas soal 'setiap orang punya latar belakang'. Nah, di tulisan kali ini, aku bakalan ngebahas soal pengaruh orang-orang itu. Hmmm, susah sih sebenernya ngejelasin apa maksudnya. Jadi, mending baca aja. Pelan-pelan, dan pahami maksudnya..

Kita tentu punya banyak orang yang kita kenal. Dari TK, SD, SMP, sampe tua nanti. Dan jelas lebih dari 10 orang. Se-penyendiri-penyendirinya-orang-penyendiri, aku rasa nggak mungkin orang itu nggak kenal siapapun di dunia ini. Emangnya dia muncul dari mana ke dunia ini ? Dari endapan air bekas cuci ketek kah ? Enggak kan. Sedih banget kalau iya, hidupnya pasti penuh sebagai korban bully..

Beberapa orang yang kita kenal, mungkin sempet jadi orang yang 'ummmmh'. Istilah anak gaul jaman sekarang sih, 'spesial'. Karena nggak ada anak gaul yang bilang, "Kamu orang yang ummmmmh buat aku." Kalau ada orang yang memilih diksi semacem itu buat ngungkapin ke orang 'spesial', mungkin itu saat terakhirnya ketemu orang 'spesial'nya..

Orang-orang yang spesial ini tentu bakalan berperan layaknya pensil warna, buat hidup kita. Terdengar seperti sebuah gombalan kelas cebong, tapi percayalah, ini bukan. Yep, 'pensil warna'. Tapi percaya ga, sebenernya semua orang yang kita kenal itu adalah 'pensil warna'. Bukan cuma orang spesial..

Sama seperti orang-orang di lampu merah kemaren, semua orang punya latar belakang yang berbeda-beda. Iya, semua orang. Semua orang mengalami sebuah proses rumit di hidupnya, mulai dari kecil sampai ngehasilin anak kecil dan sampai anak kecilnya ngehasilin anak kecil. Dan semua proses rumit di hidupnya ini tentu bukan hal sepele. Kalian nggak bakalan bisa beli proses hidup orang lain, bukan karena nggak ternilai harganya. Tapi emang nggak ada caranya, mbloooh. Nggak ada kasus semacem :
E : Eh, jalan hidupmu bagus banget dari kecil. Aku beli yaa..
S : Iya, beli aja. Aku lagi butuh duit buat bikin WC tertinggi di dunia.
-Kemudian si E ngebeli, dan si S hilang ingatan, dan ambisinya buat nyiptain WC tertinggi di dunia ikutan ilang-

Setiap orang itu punya sesuatu yang bisa dikagumi dari dirinya. Dan setiap orang itu bisa dengan mudah ngebuat kita terkesan, semakin kita ngenal dia lebih dalem. Umm, kondisi ini cuma bisa terjadi ketika kita nggak menutup pikiran dan menyerahkan pikiran ke dalam kondisi berpikir positif. Iyaa, sebenernya cukup bego ketika ada orang yang memilih untuk 'nggak mau kenal' dengan orang-orang tertentu, hanya karena persepsi-persepsi nggak penting tentang orang itu.

Sebenernya ada hal lagi sih yang biasanya ngebikin kita males buat kenal sama orang lain. Tau nggak ? 'Penilaian Orang Lain'. Iya, hal ini biasanya yang bikin kita memilih untuk 'nggak mau kenal'. Banyak kan kejadian ketika kita mau bilang,"Si Shizuka ini hebat yaa, dia ngerti gimana caranya berpenampilan." dan orang yang kita ajak omong langsung bilang, "Ciyeee, naksir yaa..". Yaa, seperti itu biasanya. Emang, upil banget..

Sebenernya aku ada tips ketika kalian ketemu orang yang sepenuhnya kalian ngerasa keganggu dengan keberadaannya. Cuma satu sih caranya : Deketin dia. Iyaa, coba deh. Emang awalnya kalian bakalan ngerasa, "Bwuuuh, ni orang apaan sih. Nggak penting banget ada di dunia ini." Oke, sabar, tahan dulu rasa 'nggak enak'nya. Perlahan orang itu bakalan munculin sisi-sisi dirinya yang bakalan bikin kalian kagum. Kalau nggak percaya sih silakan aja, tapi aku percaya sama 
"Setiap orang punya sisi yang mengagumkan dalam dirinya.."
Emang apa untungnya sih kita ngenal dan mengagumi sebanyak mungkin orang ? Banyak. Iya, jawaban mainstream mungkin bakal bilang : Kita bisa tau pengalaman orang lain itu, dan wawasan kita bakalan bertambah karenanya. Bener, emang gitu. Tapi selain itu, mengagumi orang lain itu ngebikin kita sendiri sadar, betapa payahnya diri kita sendiri. Dan kalau kita sadar kita payah banget, dibanding orang yang kita kagumi, kita bakalan bisa kepicu buat sejajar sama dia. Bahaya banget ketika ada orang yang ngerasa dirinya udah yang paling hebat di segala bidang. Siapa kamuuu ? Tuhaan ?

Tapi semua ini bukan atas dasar nafsu loh yaa. Mengagumi semua orang berbeda dengan memacari setiap ada kesempatan. Ini beda, sangat beda. Karena ada, aku pernah ketemu orang juga yang semacam itu. Cuma ngobrol beberapa kesempatan, terus sebegitu singkatnya langsung nembak. Itu sakit jiwa banget..


Coba deh kita maknai kata-kata Daniel Sahuleka, "If I had never have you girl, How would my life be ? Would I be the same ?"

-Kata 'girl' kita ganti. Karena kita disini nggak ngomongin cewek, atau pacar, atau istri, atau selingkuhan, atau sejenisnya. Kita ngomongin yang lebih luas.-

Coba kita bayangin akan orang-orang yang udah kita kenal sekarang ini. 
Gimana seandainya kita nggak pernah kenal orang-orang itu ? 
Bakalan dimana sebenernya posisi kita saat ini seandainya kita nggak pernah kenal mereka? 
Dan bakalan semacem apa sifat-sifat sekarang seandainya nggak pernah kenal mereka ?

Kalau aja aku nggak pernah kenal temen-temen TK Al-Hidayah, SDN Cemara Dua, SMPN 1 Solo, SMAN 5 Solo, PWK UNS, dan temen-temen lain di komplek perumahan. Bisa aja aku ada di posisi luntang-lantung di bawah flyover, lagi siap-siap ngebegal motor cewek lemah. Atau bisa aja aku punya sifat pedofil, dan kerja di sebuah TK internasional. Iya semua itu bisa aja terjadi kan seandainya aku nggak pernah ketemu orang-orang yang aku kenal sekarang.

Iya, orang-orang yang kita kenal sampai sekarang ini ngebentuk diri kita.

Kalau aku analogikan sih, bener seperti pensil warna. Tuhan itu yang ngegambar gambar utuh soal hidup kita. Nah, temen-temen kita ini sebagai pensil warna. Semua warna bisa masuk, dan bakalan lebih keren kan seandainya banyak warna di gambar kita ? Memang ada beberapa warna dominan, tapi juga bakalan hambar kalau cuma warna dominan yang ada disana. Warna kecil-kecil yang beragam bakalan manis kok kalau ada..

0 komentar:

Posting Komentar