Selasa, 24 Februari 2015

11:41 PM - No comments

Lampu Merah

"Pelangi pelangi, alangkah indahmu.. Merah kuning hijau di langit yang biru. Pelukismu agung, siapa gerangan.."
Kalian yang pernah mengalami masa kecil, tentu nggak asing lagi dengan lagu ini. Sebuah lagu singkat yang menggambarkan tentang keindahan sebuah peristiwa pembiasan cahaya matahari oleh hujan, sehingga muncul warna-warna 'merah-kuning-hijau'. Beranjak dewasa, kita dikenalkan ilmu fisika, dkk. Pandangan kita akan pelangi nggak sebahagia sebelumnya. Yaa, kadang nyesel juga tau ilmu semacam itu, tapi kata orang-orang tua sih, "Pengetahuan nggak akan sia-sia". Nurut aja deh..


Lagu itu sebenernya aku petik dari sebuah film pendek yang judulnya "Pelangi di Perempatan". Serius, ini film meski cuma kurang dari 10 menit, kesannya mungkin bisa bertahan bertahun-tahun. Aku liat film ini di sebuah acara festival film pendek beberapa tahunn yang lalu, dan hingga saat ini aku nggak bisa ngedapetin filmnya buat simpenan video, beneran, kenapa film sebagus ini nggak di publikasikan ke dunia internet. Entahlah, biarkan sang pencipta dan tuhan yang menjaga alasan rahasianya. Karena nggak bisa nampilin, jadi aku ceritain deh jalannya film :

Jadi ini film intinya bercerita tentang seorang cewek yang ngamen di sebuah perempatan pada larut malam. Si cewek ini ngamen masih pake baju SMA, yang tentunya udah nggak rapi kek di sekolahan laah. Dan cewek ini nggak berpenampilan menarik, malah cenderung 'kumuh'. Pake kacamata, wajah jerawatan, rambut acak-acakan, dan kulitnya nggak semacem cewek iklan krim pemutih wajah. Dia ngamen di sebuah perempatan, dan selalu bawain lagu "Pelangi".

Berbagai macam tipikal pengendara mobil udah dia temui. Dari yang ngasih banyak duit, mobil bagus tapi ngasih cuma 1 koin + ngata-ngatain, hingga segerombol anak gaul yang justru ngejek-ngejek dan ngatain dia. Iya, hampir semua tipikal orang udah dia bawain lagu "Pelangi", dengan penuh senyum dan wajah bahagia. Hingga suatu ketika, ada sebuah mobil yang berisi sepasang kekasih lagi berantem. Cowoknya marah sama ceweknya, kalau nggak salah sih karena ceweknya selingkuh. Si cowok ngebuka kaca mobilnya, sementara cewek di sebelahnya nangis. Si cowok bilang gini sama cewek pengamen ini :
"Gue lagi berantem sama cewek gue Melisa, dia selingkuh. Gue mau ngasih lo 50.000, tapi lo harus bikin lagu baru sekarang, dan nyanyiin itu buat cewek gue. Kalo menurut gue lagunya nunjukin perasaan gue saat ini ke Melisa, ambil nih duit. Waktu lo cuma selama lampu merah ini, begitu udah ijo dan lo gagal, duit ini ga gue kasih."
Kemudian si cewek pengamen ini cuma diem. Sementara waktu di traffic light nunjukin tinggal kisaran 40detikan, dan terus turun. Si cowok ngebentak, "buruan, tinggal berapa detik ? Lo mau nggak ? Bengong aja !" Kemudian si cewek pengamen ini mulai nyanyi.. kurang lebih seperti ini :
"Melisa kamu cantik, kamu baik, kamu seksi, tapi kamu berengsek ! kamu setan ! kamu bajingan ! kamu anjing ! kamu pelacur ! udah berapa ****** pria yang masuk ke mulutmu hingga mulutmu **** ! Melisa kamu anjing murahan !!"
Si cewek ini nyanyi seperti itu, yang awalnya pelan, lalu ningkat hingga akhirnya dia nyanyi sambil teriak histeris, nunjukin segala macem luapan emosi sambil ngegenjreng gitarnya ga beraturan. Setelah histeris, dia lalu nundukin kepalanya dan nangis. Si cowok cuma senyum, dan ngasih 50ribu, si pengamen masih nangis tapi nerima itu duit. Sementara si melisa, dia nangis tanpa suara. Lampu kemudian hijau, si cowok nutup jendelanya, dan lanjut jalan. Si pengamen masih nangis, dia balik ke deket traffic light dan duduk nangis nunggu lampu merah berikutnya. Dan berikutnya, dia kembali ngamen dengan lagu "Pelangi" dengan wajah ceria. Film Selesai..

Selesai itu, aku kasih standing applause buat si kreator film ini. Menakjubkan sekali...


Oke, di tulisan ini aku bakalan ngebahas mengenai "Orang-Orang dikala Menanti Lampu Merah". Atau yang orang gaul bilang 'traffic light'. Entah kenapa sejak kecil kita mengenal benda itu sebagai "Lampu Merah". Padahal, ada 3 warna lampu di sana, dan ketiganya punya fungsi sendiri-sendiri dan ga mungkin lampu lain menggantikan tugasnya sesaat. Tapi kenapa hanya "Lampu Merah" ? Ya karena lampu merah adalah yang paling dibenci oleh banyak pengguna jalan. Sangat sedikit kejadian orang update status, "Akhirnyaaa, aku kena lampu merah 6 kali setiap 200 meter. it's my bestday ever..*bighug*" Sedikit, sangat sedikit.

Sadar ga, berarti kita secara nggak sadar di doktrin bahwa "sebutlah sesuatu, ingatlah sesuat, pandang sesuatu, dan anggaplah sesuatu dari sifatnya yang paling jelek." Ya, pantes aja suudzon berkembang biak dengan bahagia di negeri ini..

Ada banyak tipikal pengguna jalan di Indonesia ini. Dan semuanya sebenernya unik banget. Oke langsung aja :

1. Orang Baik Normal dan Terlihat Hidup Bahagia
Orang-orang semacem ini nih sebenernya yang banyak dijumpai di Indonesia. Jadi ketika dia berhenti di lampu merah, yang dia lakukan adalah menanti lampu hijau dengan tenang dan sabar. Ketika lampu mulai hijau pun dia memulainya dengan santai, pelan-pelan buka kopling, tambah gas, dan jalan. Tenang sekali sepertinya hidup orang-orang ini. Mungkin ketika ada segerombolan babi hutan mengejarnya di jalan, dan dia bertemu lampu merah, mungkin dia akan memilih untuk berhenti dan menikmati damainya penantian untuk melaju lebih jauh.. tsaah...

2. Orang Pengisi Suara Latar
Di tengah-tengah suara knalpot dan mesin yang memenuhi atmosfer area lampu merah, biasanya ada beberapa suara yang berasal dari mulut sang pengguna jalan. Biasanya ini terjadi pada motor yang diisi oleh 2 orang atau lebih. Tapi nggak jarang juga ada orang sendiri yang tiba-tiba teriak ngomong sendiri, iya ada HP nyelip di helmnya. Di zaman smartphone seperti ini, earphone masih kalah nyaman sama teknologi HP kejepit.

Pernah suatu ketika aku lagi nunggu di lampu merah dengan tenang dan sendiri, lalu ada motor yang berenti di sebelahku, tiba-tiba ada suara cewek kenceng bilang, "KAMU NDENGERIN AKU NGGAK SIH ?!" Siapa yang nggak refleks nengok ketika lagi tenang-tenangnya, tiba-tiba seakan ditanyai gitu. Dan ternyata di motor sebelah diisi sepasang muda-mudi dengan helm couple yang sepertinya lagi berantem. Si cewek terlihat matanya berkaca-kaca, dan nyerocos ke si cowok. Sementara si cowok cuma diem muka bete. Sebenernya aku pengen turun dari motor, ngehampirin mereka dan nyanyi My Heart will Go On-nya Celine. Tapi takut, iya takut si cewek makin histeris dikira disamperin orang gak waras habis ngeganja dan minta si cowok buruan ngebut jalan, terus ketabrak mobil, mati deh..

3. Orang Nyelempit
Sebenernya ini udah tergolong tindakan yang paling aku nggak suka sih. Tindakan ini kebanyakan dilakukan oleh pengendara motor, meskipun mobil juga ada beberapa, dan bis juga adaa. Tapi kecil prosentasenya. Jadi orang-orang ini seharusnya berhenti di barisan belakang. Namun ketika ada celah sekecil apapun di barisan depannya, dia bakalan berusaha nyelip. Orang-orang ini bakalan puas banget ketika udah mencapai barisan terdepan, hasil nyelip.

Bukan apa-apa sih. Cuma miris aja ngeliatnya, itu stang motor pinggirnya bukan spons yaa, tapi logam. Sekali nyerempet mobil, bakalan lecet nggaris dari depan sampe belakang. Dan di Indonesia belum ada hukum yang mengatur soal siapa yang wajib bertanggung jawab atas lecet pasca diselipin. Lagian ngapain sih nyelip-nyelip segala, pengen tau banget sih keknya soal apa yang ada di barisan depan. Nggak ada Hayley Williams, Taylor Swift, Carly Rae Jepsen, dan Katy Perry lagi nyeberang zebracross disana kok..

4. Orang yang Melampaui Batas
Sebenernya udah tercantum di Al-Qur'an tentang orang-orang yang melewati batas. Nah lhoo, awas aja buat kalian yang hobi banget berhenti jauh didepan garis batas Lampu Merah. Azab, inget azaaaab !

Jadi orang-orang ini nih entah apa yang ada di pikiran mereka juga, jadi mereka berhenti jauh di depan garis batas. Dan mereka terlihat tidak merasakan ada kejanggalan apapun yang mereka lakukan. Padahal bagi orang-orang biasa, semua mata bakalan tertuju kepada orang ini. Bahkan bikin lupa sama si Lampu Merah. Ini bener-bener tindakan yang nggak paham. Mungkin kalau aku punya suara semacem Afgan, aku bakal turun dari motor dan nyamperin mereka. Menepuk pundak mereka, dan mulai nyanyi "Wajahmu mengalihkan... Duniaku wuuuu..." Sambil merem melek dan tangan naik turun. Lalu balik lagi ke motor, dan ngebiarin orang itu bingung soal apa yang terjadi barusan..

5. Orang Salah Prosedur
Jadi prosedur yang benar ketika di Lampu Merah adalah : Tarik rem, tutup gas, netralkan gear. Ketika hijau :Buka rem, buka gas perlahan, dan angkat kaki setelah motor berjalan. Namun orang-orang yang masuk dalam kategori ini sepertinya gagal paham akan prosedur yang udah diterapkan di segala penjuru dunia ini. Ada 2 sub-kategori sih.

Yang pertama, ketika hijau prosedur mereka begini : Klakson berkali-kali, lepas rem, masukin gear, dan jalan perlahan. Iyaa, ketika lampu menunjukkan sudah waktunya berangkat, yang dilakukan orang ini adalah membunyikan klakson. It's okay, seandainya mereka langsung jalan setelah klakson. Tapi enggak, mereka cuma bikin keributan sesaat, dan kemudian baru jalan beberapa waktu setelahnya. Entah berapa banyak dosa yang bakal mereka terima ketika mereka enggak segera bertaubat dan kembali ke prosedur yang benar.

Yang kedua, ketika berhenti mereka begini : Tarik rem, mainin kopling, gear masih satu, lalu geber-geber motor dan tunjukkan pada dunia kalau balapan akan segera dimulai. Banyak orang-orang seperti ini, entah pendidikan macem apa yang mengakibatkan prosedur yang mereka gunakan seperti ini. Yang pasti, perilaku seperti ini jauh nggak masuk akal dibanding kategori sebelumnya. Mungkin kalau Rossi bawa motor balapnya, dan di sebelahnya orang seperti ini, dia bakalan turun dari motor, nyamperin tuh orang, lalu bilang "Lu ngapain tong ?"

---

Masih banyak sebenernya tipikal tipikal lain yang menghiasi kawasan lampu merah di Indonesia ini. Sebenernya apasih yang ngebikin begitu banyak tipikal penunggu lampu merah ini ? Ya, kalau kita jabarin sebabnya, mungkin bakal jadi sebuah skripsi. Tapi tentu semua orang memiliki sebuah alasan atas segala perilakunya. Alasan yang mendasari pun bukan hanya satu hal, satu kejadian, dan satu waktu. Namun alasan tersebut merupakan sebuah akumulasi dari sekian lama perjalanan hidup seseorang di dunia ini.

Sama seperti cewek pengamen di film "Pelangi di Perempatan" tadi. Dia tersenyum, dengan alasan dia adalah seorang penghibur. Meskipun 'Bahagia' yang terlihat itu hanya ada di permukaan, namun itu adalah sesuatu yang dituntut dari seorang penghibur. Namun tak disangka, cewek baik yang terlihat bahagia itu bisa mengeluarkan kata-kata separah itu ketika ada sesuatu yang memicunya. Umpatan-umpatan kasar yang keluar darinya kemungkinan adalah segala hal yang dia pendam, dia sembunyikan dibalik cerianya lagu "Pelangi" dan senyumnya. Yup, berbagai cerita gelap yang nggak sempat dia keluarkan karena alasan "Penghibur".

Setiap orang itu memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Dan keunikan yang dia tampilkan dalam kesehariannya, tentu bukan hanya karena "dia lahir udah seperti itu". Mana ada adek bayi yang geber-geber motor di Lampu Merah, terlepas dari nggak masuk akalnya perumpamaan ini, adek bayi nggak akan bisa mampu untuk menampilkan sikapnya disaat menunggu lampu merah. Dia seperti itu karena belum ada kisah-kisah menakjubkan yang membentuk keunikan dari dirinya.

0 komentar:

Posting Komentar