Jumat, 20 Maret 2015

11:16 PM - No comments

Tanpa Kesimpulan

"When you've been fighting for it all your life 
You've been struggling to make things right
That's how a superhero learns to fly 
Every day, every hour, turn the pain into power" 

Itu tadi petikan dari lagunya The Script yang judulnya 'Superhero'. Pas pertama denger lagunya ini, sebenernya biasa aja sih. Iya, emang tipikal lagu yang gampang nyantol. Dan awalnya nggak ada yang spesial. Sampe akhirnya, kebangun dipagi yang dingin sedingin sikap dia.. *cuih. Nyalain TV, dan ngepas MTV. Liat deh, videoklipnya. Kalau kata anak kpop sih, 'MV'..

Di video klip itu, nyeritain tentang seorang ayah dan anak perempuannya yang masih kecil. Tiap pagi si ayah ini nganter si anak ke sekolah, dengan setelan tuksedo yang terlihat mewah dan elegan, lengkap dengan koper kotaknya. Si anak cewek ini keknya nggak bahagia banget ketika ayahnya pergi. Dia keliatannya pengen si ayah terus nemenin dia di sekolah. Tapi si ayah nggak bisa, dia harus kerja..

Si ayah kerja nebeng mobil bak kebuka. Daaan, bang.. Dia turun di sebuah tempat pembuangan sampah. Dia buka kopernya, dan didalem kopernya ternyata berisi pakaian lusuh kumel. Dia kemudian ganti baju dan mulai mulung sampah-sampah di TPS itu. Di tengah kerjaan, dia nemuin mainan boneka kuda kecil yang sebenernya udah layak dibuang.

Sepulang kerja, dia jemput anaknya dan udah pake setelan ala Kingsman. Si anak keliatan bahagia banget ketemu ayahnya. Si ayah juga, terus dia ngasih anaknya boneka kuda kecil, tp udah dijait disana sini dan keliatan bagus. Si anak juga seneng banget dapetnya. Nyessss... Pagi-pagi masih berusaha ngumpulin pikiran, dan liat beginian.
Iya, mungkin itu pertama kalinya ini hati bekerja..



Pernah belum sih kalian ngerasain ada di posisi penuh dan multi tekanan ? Iyaa, 'penuh' dan 'multi'. Terdengar aneh mungkin, tapi keduanya punya sifat penyiksaan yang beda. 'Penuh Tekanan' berarti sumber tekanan itu cuma satu dan ditekan dengan sepenuh hati. Sedangkan 'Multi Tekanan' berarti ada banyak sumber tekanannya tapi nggak dengan sepenuh hati ditekannya. Kalau 'Penuh dan Multi' tekanan ? Itu adalah keadaan dimana kalian cuma bisa diem, tarik napas dalem-dalem, berharap itu bisa sedikit merubah keadaan, dan sejenak kemudian kalian tersadar kalau itu sia-sia..
Yaa, seperti memberi ketulusan pada hati yang terlanjur terjerat oleh ketulusan lain. Sia-sia...

Terlebih lagi ketika kita berpikiran, "Untuk apa sih aku lakuin ini ?". Beberapa ratus detik mungkin muncul pikiran itu di sebagian sisi logika. Dan sebagian sisi logika lain yang berfungsi dalam ke-sotoy-an menjawabnya dengan kata-kata, "Suatu saat semua ini bakalan ada gunanya kok..". Iyaa, jawaban dari logika sotoy yang sebenernya cuma pengen menghibur diri. Hiburan manis yang udah terlanjur basi kalau terus menerus diulang.
Yaa, seperti diberi puluhan kata rindu oleh hati yang bercanda. Basi.. 

Sering kita melihat orang lain, dan kemudian larut dalam kondisi penuh menduga-duga. Melihat orang lain yang hanya diam, dan asik dalam dunianya, muncul dugaan dalam pikiran kita bahwa, "Ini anak enak banget. Gabut. Tanpa Tekanan. Sementara aku..". Iyaa, mata kita memberi penilaian yang tidak memiliki sumber penguat pada pikiran lelah kita. "Terlihat Seperti", memang lebih mudah membesarkan kepala dibanding, "Dia ternyata juga lelah karena..". Praduga sok tahu yang nggak butuh kekuatan kebenaran demi kebanggaan sesaat diri sendiri.
Yaa, seperti memberi kebahagiaan pada hati yang sudah penuh kebahagiaan sejenis. Nggak butuh...

Dalam keadaan seperti itu, mungkin yang muncul di berbagai bayangan kita adalah keinginan kita untuk pergi bersenang-senang. Melepaskan dan meloloskan diri dari segala macam tekanan penuh yang lagi ditujukan kepada kita. Keinginan-keinginan itu emang bener-bener bisa ngebangkitin mood buat ngehadapi semua tekanan ini. Berkhayal tentang, "Selesai ini, aku bakalan ke pantai. Ke gunung. Atau berkelana menikmati sudut kota." Tapi, berapa persen dari bayangan itu yang bakalan terlaksana di kemudian hari ? Separuhnya kah ? Atau bahkan tidak semuanya ? Iya, itu cuma bayangan semu untuk kebahagiaan berwacana.
Yaa, seperti diberi belasan janji oleh hati yang termabuk janji. Semu..

Dalam tulisan ini aku emang sengaja enggak ngasih kesimpulan apa-apa. Emang kesimpulan apa yang bisa diambil ketika yang kita lakukan sekarang masih dalam proses ? Nggak ada kan, kita hanya bisa bermain hipotesa. Memaksa menyimpulkan ? Seandainya doraemon datang dengan mesin waktunya, mungkin aku bisa nulis kesimpulan masalah ini.

Aku cuma bisa berpegang pada teori-teori yang sudah ada mengenai, "Penggunaan Waktu Sebaik Mungkin", "Pengalaman itu Nggak Ternilai Harganya", dan teori-teori lain yang menyinggung tentang masalah ini. Inget, ini cuma sebuah proses. Proses yang nggak ada dari kita bakal tau sekarang soal apa yang terjadi ketika proses selesai. Entah apakah sulitnya proses sebanding dengan besaran hasil proses. Atau tidak sebanding ? Itu bukan urusanku. Selama aku nggak tau hasilnya, aku cuma pengen ngelakuin semuanya dengan mendekati sempurna..

Pegang aja kata-katanya The Script :
"That's how a superhero learns to fly"

0 komentar:

Posting Komentar